Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan kebangkitan kelompok main hakim sendiri yang kontroversial yang dikenal sebagai Laskar89. Kelompok yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan organisasi Islam radikal ini mendapat perhatian karena taktik agresif dan pandangan ekstremnya.

Laskar89 yang diterjemahkan menjadi “Tentara 89” didirikan pada tahun 2016 oleh seorang pria bernama Abu Jibril. Kelompok ini mengaku sebagai “pembela Islam” dan diketahui menyasar individu dan kelompok yang mereka anggap sebagai musuh Islam.

Salah satu target utama Laskar89 adalah komunitas LGBT di Indonesia. Kelompok ini telah terlibat dalam beberapa insiden kekerasan terhadap individu LGBT, termasuk penggerebekan terhadap rumah-rumah pribadi dan tempat usaha. Dalam satu insiden yang sangat mengejutkan, anggota Laskar89 dituduh melakukan penculikan dan penyiksaan terhadap seorang perempuan transgender.

Kelompok ini juga dikaitkan dengan serangan terhadap agama minoritas, seperti Kristen dan Muslim Syiah. Pada tahun 2018, Laskar89 terlibat dalam konfrontasi kekerasan dengan komunitas Muslim Syiah di Jawa Timur, yang mengakibatkan beberapa orang terluka dan ditangkap.

Terlepas dari taktik mereka yang kontroversial, Laskar89 telah mendapatkan pengikut di kalangan Muslim konservatif di Indonesia. Kelompok ini diketahui mengorganisir demonstrasi dan protes terhadap ancaman terhadap Islam, seperti kehadiran pengaruh Barat dan penyebaran nilai-nilai liberal.

Kritikus terhadap Laskar89 menuduh kelompok tersebut menyebarkan kebencian dan menghasut kekerasan. Organisasi hak asasi manusia telah menyerukan pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap kelompok tersebut dan meminta pertanggungjawaban anggotanya atas tindakan mereka.

Menanggapi kritik tersebut, Laskar89 membela tindakannya, dengan menyatakan bahwa tindakan tersebut diperlukan untuk melindungi nilai-nilai dan keyakinan Islam di Indonesia. Kelompok ini juga menuduh pemerintah gagal menegakkan prinsip-prinsip Islam dan menyerukan negara yang lebih Islami.

Kemunculan Laskar89 menimbulkan kekhawatiran akan semakin besarnya pengaruh kelompok Islam radikal di Indonesia. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menindak kelompok-kelompok tersebut, namun permasalahannya masih menjadi perdebatan dan kompleks.

Ketika Indonesia terus bergulat dengan isu-isu ekstremisme dan intoleransi, kehadiran kelompok seperti Laskar89 menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi negara ini. Masih harus dilihat bagaimana pemerintah dan masyarakat akan mengatasi tantangan-tantangan ini dan memastikan perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan beragama bagi seluruh masyarakat Indonesia.