Rajapaksa adalah nama yang telah menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Sri Lanka. Keluarga telah menjadi kekuatan dominan dalam politik di negara itu selama beberapa dekade, dengan beberapa anggota memegang posisi kunci dalam pemerintahan. Namun, keluarga itu juga terlibat dalam kontroversi, dengan tuduhan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan otoriterisme.

Salah satu anggota keluarga Rajapaksa yang paling terkemuka adalah mantan Presiden Mahinda Rajapaksa, yang menjabat sebagai presiden dari 2005 hingga 2015. Selama masa jabatannya, ia mengawasi akhir dari perang saudara selama beberapa dekade di Sri Lanka, tetapi pemerintahnya juga dituduh melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia selama konflik. Selain itu, pemerintahannya dikritik karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas, serta kecenderungannya yang semakin otoriter.

Sejak kehilangan kekuasaan pada tahun 2015, Mahinda Rajapaksa tetap menjadi tokoh kunci dalam politik Sri Lanka, memimpin oposisi terhadap pemerintah saat ini dan berusaha untuk kembali. Saudaranya, Gotabaya Rajapaksa, juga menjabat sebagai Sekretaris Pertahanan selama masa kepresidenan Mahinda dan dipandang sebagai kandidat presiden potensial di masa depan.

Dominasi politik keluarga Rajapaksa telah memicu kontroversi dan pembagian di Sri Lanka, dengan para pendukung memuji mereka atas peran mereka dalam mengakhiri perang saudara dan mempromosikan pembangunan ekonomi, sementara para kritikus menuduh mereka melakukan korupsi, nepotisme, dan pelanggaran hak asasi manusia. Ikatan kuat keluarga dengan Cina juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang kedaulatan Sri Lanka dan pengaruh kekuatan asing di negara itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Rajapaksa telah menghadapi beberapa tantangan hukum, dengan anggota dituduh melakukan korupsi, pencucian uang, dan kejahatan lainnya. Terlepas dari tuduhan ini, keluarga terus menikmati dukungan yang signifikan di antara segmen populasi Sri Lanka, khususnya di daerah pedesaan di mana mereka dipandang sebagai juara nasionalisme Sinhala.

Ketika Sri Lanka mempersiapkan pemilihan presiden pada tahun 2019, kontroversi seputar keluarga Rajapaksa kemungkinan akan berlanjut. Ambisi politik keluarga, serta warisan kontroversial mereka, akan diteliti secara ketat oleh pendukung dan kritikus. Masih harus dilihat apakah keluarga Rajapaksa akan dapat mengatasi kontroversi yang telah menjangkiti mereka dalam beberapa tahun terakhir, atau apakah mereka akan memudar menjadi tidak relevan politik. Apa pun hasilnya, jelas bahwa keluarga Rajapaksa akan tetap menjadi kekuatan yang memecah belah dan polarisasi dalam politik Sri Lanka untuk masa mendatang.